EKBIS.CO, SINGAPURA -- Red Dot Capital Partners telah menghimpun dana sekitar 200 juta dolar AS atau setara Rp 2,82 triliun untuk diinvestasikan pada perusahaan rintisan teknologi Israel. Temasek Holdings adalah penyokong dana terbesar untuk investasi tersebut.
"Selain Temasek Holding, investor lain yang juga menanamkan modalnya untuk investasi ini yaitu berasal dari Jepang dan Amerika Serikat (AS)," kata mitra pengelola di Red Dot Yaniv Stern dikutip Bloomberg, Senin (9/11).
Stern mengatakan, jumlah dana yang berhasil dikumpulkan Red Dot sudah mencapai 95 persen dari total investasi yang ditargetkan. Dana tersebut telah dialirkan kepada tiga perusahaan rintisan atau startup.
Tidak seperti kebanyakan perusahaan teknologi Israel yang membidik pasar AS dan Eropa, Red Dot mengarahkan portofolio perusahaannya ke negara Asia Tenggara dan Jepang. Red Dot berupaya berekspansi ke seperti Singapura dan Vietnam.
Negara-negara tersebut dinilai memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan pemerintah yang lebih baik dalam mengendalikan pandemi Covid-19.
"Negara-negara Asia masih berbulan-bulan ke depan dalam hal menangani Covid. Kami berharap pemulihan ekonomi mereka sangat berbeda dari negara-negara yang terbukti kurang disiplin," kata Stern.
Sebelumnya, Red Dot mengumpulkan dana 150 juta dolar AS dan mengambil alih saham perusahaan-perusahaan di industri seperti belanja tanpa kasir, perdagangan daring, dan keamanan siber. Red Dot biasanya menginvestasikan antara 10 juta hingga 15 juta dolar AS untuk membiayai perusahaan rintisan Israel.