EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Aneka Tambang Tbk atau Antam (ANTM) berencana membangun rantai pasok industri lithium battery dengan Konsorsium CATL. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ikut menyaksikan penandatanganan Pokok Perjanjian Proyek Kerja Sama Rantai Pasok Industri Lithium Battery di Indonesia antara PT Antam Tbk dan Konsorsium CATL.
Arifin menjelaskan langkah ini bisa meningkatkan nilai tambah mineral di dalam negeri. Dia berharap, penandatanganan ini dapat menjadi industri pionir dalam hilirisasi bijih nikel kadar rendah sebagai bahan baku baterai untuk kendaraan bermotor listrik, sekaligus menggerakkan roda perekonomian daerah sekitar tambang dan nasional.
"Kami mengapresiasi Antam untuk mewujudkan peningkatan nilai tambah mineral di dalam negeri dengan rencana membangun rantai pasok industri Lithium Battery di Indonesia dengan Konsorsium CATL," kata Arifin, Selasa (11/10).
Arifin mengatakan Indonesia memiliki potensi pengembangan industri baterai lithium karena memiliki potensi cadangan unsur nikel, kobalt, dan mangaan yang besar. Adapun, proyek hilirisasi telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Kata dia, Pemerintah terus mendorong pembangunan smelter, khususnya penghasil nikel sulfat dan kobalt sulfat. "Saat ini ada beberapa perusahaan yang telah melakukan pembangunan smelter dengan teknologi hidrometalurgi salah satunya adalah Antam," ujar Arifin.
Arifin menyampaikan untuk mendukung investasi industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
Arifin berharap, Indonesia nantinya dapat bersaing secara global dalam penyediaan kendaraan listrik. "Untuk masa mendatang diharapkan Indonesia mampu menjadi negara yang berdayaguna dan berdaya saing dalam menyediakan kendaraan listrik dengan membentuk global value chain di dalam negeri," tutup Arifin.