EKBIS.CO, JAKARTA -- Penggagas Pahlawan Digital UMKM, Putri Tanjung mengatakan, di masa pandemi Covid-19 yang serba sulit ini, UMKM masih banyak yang bisa bertahan. Bahkan, cenderung bisa meningkat dalam nilai penjualannya. “Itu karena terhubung dengan sistem digital,” kata dia dalam webinar, Rabu (11/11).
Namun demikian, dia tak menampik, UMKM yang terhubung secara digital masih terbatas jumlahnya. Baru 10 juta hingga 11 juta UMKM di seluruh Indonesia. Dia mengatakan, masih ada harapan ke depannya, mengingat di saat yang sama ada banyak anak muda yang bermunculan dengan inovasi untuk membantu UMKM go digital.
Hal serupa juga ditegaskan oleh Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari. Namun menurut dia, sekitar 45 persen pelaku UMKM saat masa pandemi ini hanya mampu bertahan sekitar tiga bulan.
Mengutip data survei Asian Development Bank (ADB) terkait dampak pandemi terhadap UMKM di Indonesia, kata dia, 88 persen usaha mikro kehabisan kas atau tabungan. Dan lebih dari 60 persen usaha mikro kecil sudah mengurangi tenaga kerjanya. “Oleh karena itu, sangat penting bagi usaha mikro agar diintervensi dengan literasi keuangan," ujar Fiki.
Dalam mengembangkan pelaku UMKM yang disebutnya ‘pahlawan lokal’ itu, harus memiliki beberapa syarat. Di antaranya adalah sebagai pemantik, pemberdaya, punya brand yang kuat, dan secara keseluruhan mampu mengagregasi usaha Mikro dan Kecil untuk berlabuh ke platform digital ataupun pasar ekspor. “UMKM juga perlu langsung terhubung dengan rantai pasok industri, yang aksesnya kini baru mencapai angka 15 persen,” tambah Fiki Satari.