Senin 16 Nov 2020 14:28 WIB

Dampak Triple Shocks, Pertamina EP Beralih ke Listrik PLN

Selama ini unit usaha Pertamina EP menggunakan pembangkit mesin generator diesel.

Red: Nidia Zuraya
 Lapangan Sukowati PT Pertamina EP Asset 4. PT Pertamina EP beralih menggunakan listrik dari PT PLN (Persero),
Foto: Pertamina
Lapangan Sukowati PT Pertamina EP Asset 4. PT Pertamina EP beralih menggunakan listrik dari PT PLN (Persero),

EKBIS.CO,  JAKARTA -- PT Pertamina EP terus melakukan efisiensi dalam kegiatan operasional hulu migas agar tetap mampu berinovasi dan survive menghadapi dampak fluktuasi harga minyak dunia, penurunan penjualan dan fluktuasi nilai tukar rupiah atau triple shocks. Salah satu upaya efisiensi yang berhasil dilakukan oleh unit usaha Pertamina EP di wilayah kerja Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field, adalah melakukan konversi pasokan pembangkit dari menggunakan mesin generator diesel ke pasokan listrik dari PLN.

Program ini merupakan komitmen antara PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dan PLN yang telah dilakukan sejak 20 Februari 2019 melalui pembangunan Power Plant Pad A dan Pad B menggunakan Diesel Rotary UPS System/DRUPS. Program ini juga merupakan salah satu Breakthrough Project PT Pertamina EP Asset 4 dengan target penyelesaian pekerjaan di tahun 2021.

Baca Juga

Indarwan Harsoni, Field Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin (16/11) menjelaskan kebutuhan listrik merupakan jantung penggerak fasilitas operasi produksi, karena selama ini Sukowati Field Pad A dan B memiliki pembangkitan sendiri. Fasilitas ini membutuhkan daya masing- masing sekitar 400 kW yang digunakan untuk mengoperasikan water injection pump, ESP dan utilities lainnya.

Namun dengan konversi pasokan listrik dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini, dapat memicu efisiensi biaya operasional akibat penurunan konsumsi BBM dengan total sebesar Rp625.575.848 per bulan dari biaya operasional sebelumnya sebesar Rp1.166.632.745 per bulan. Artinya ada penghematan biaya operasional sebesar Rp541 juta per bulan (setelah menggunakan listrik PLN) dan masih bisa ditingkatkan efisiensinya dengan optimalisasi ketersediaan energi listrik sampai dengan 800 kW (Pad A & B).

"Hal ini merupakan komitmen Sukowati Field untuk melakukan cost reduction dan merealisasikan Breakthrough Project, terutama pada saat penurunan harga minyak dunia di tengah pandemi Covid-19,” kata Soni.

Saat ini PT PLN (Persero), sudah menyelesaikan pembangunan gardu di area Sukowati Pad A dan Pad B. Artinya terdapat potensi percepatan penyambungan power supply yang bisa dilakukan untuk program PLN-isasi tanpa menggunakan Diesel Rotary UPS System (DRUPS) agar bisa dilakukan proses efisiensi operasional lebih dahulu dengan menggunakan sistem sewa jaringan.

Konversi pasokan listrik tersebut sudah berlangsung sejak 16 September 2020 dengan pembebanan tahap pertama adalah untuk beban pompa injeksi di masing – masing Pad A dan B untuk melihat kestabilan power supply dari pihak PLN. Setelah dimonitor sejak 16 September 2020 kondisi power supply dari PLN stabil maka dilanjutkan ke tahap kedua untuk penambahan beban ESP di Pad B di mana kondisi ini sudah berjalan sejak tanggal 4 November 2020 dan akan terus dimonitor dan di evaluasi kestabilan power dari pihak PLN.

Selain efisiensi, program konversi ini juga memberikan manfaat lain yang diperoleh yakni penurunan emisi karbon dari penggunaan konsumsi BBM menjadi berkurang karena sudah beralih ke PLN.

Indarwan Harsoni mengapresiasi proyek terobosan PT Pertamina EP Asset 4 untuk program konversi pembangkit dapat direalisasikan lebih awal pada akhir tahun 2020, yang sebelumnya ditargetkan 2021.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement