Kamis 10 Dec 2020 09:25 WIB

Biden Pilih Staf Capitol Hill Sebagai Perwakilan Dagang AS

Joe Biden dikabarkan memilih Katherine Tai sebagai perwakilan perdagangan AS.

Red: Nidia Zuraya
Presiden terpilih Joe Biden menjawab pertanyaan saat dia meninggalkan teater The Queen di Wilmington, Del., Senin, 7 Desember 2020.
Foto: AP/Susan Walsh
Presiden terpilih Joe Biden menjawab pertanyaan saat dia meninggalkan teater The Queen di Wilmington, Del., Senin, 7 Desember 2020.

EKBIS.CO,  NEW YORK -- Presiden AS terpilih Joe Biden memilih Katherine Tai, kepala pengacara perdagangan House Ways and Means Committee, untuk menjabat sebagai perwakilan perdagangan AS, tiga sumber yang mengetahui keputusan itu mengatakan pada Rabu (9/12).

Tai, 45, yang sangat didukung oleh politisi Demokrat di Kongres, memainkan peran kunci dalam menegosiasikan ketentuan ketenagakerjaan yang lebih kuat dengan pemerintahan Trump dalam kesepakatan perdagangan AS-Meksiko-Kanada (USMCA) yang baru, dan mendapat dukungan dari kalangan buruh dan bisnis.

Baca Juga

Pekerjaan itu, yang kadang disebut 'kaisar perdagangan', diharapkan menjadi posisi penting saat Biden berpacu membangun kembali hubungan dengan sekutu utama, menghidupkan kembali manufaktur di dalam negeri, dan menghukum Beijing karena praktik perdagangan anti persaingan.

Sebagai warga Amerika keturunan China yang berpendidikan Yale dan Harvard yang berbicara bahasa Mandarin dan mengajar bahasa Inggris universitas selama dua tahun di Guangzhou, Tai memimpin penegakan perdagangan China di kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) dari 2011 hingga 2014.

Dalam peran itu, Tai adalah pengacara utama yang mengajukan kasus pelanggaran perdagangan terhadap China di hadapan Organisasi Perdagangan Dunia.

Keputusan Biden pertama kali dilaporkan oleh laman berita  Politico. Seorang juru bicara transisi menolak berkomentar. Pada Agustus, Tai menyerukan pendekatan yang berbeda ke China dari perang tarif 2,5 tahun yang dilakukan kaisar perdagangan saat ini Robert Lighthizer, dengan alasan bahwa Amerika Serikat membutuhkan serangan yang lebih baik daripada tarif, yang sebagian besar defensif.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement