EKBIS.CO, WASHINGTON DC -- Dana Moneter Internasional (IMF) masih menyalurkan pinjaman ke sejumlah negara yang terdampak pandemi Covid-19. Dari total pinjaman, sekitar 62 persen di antaranya disalurkan ke 21 negara bagian di Amerika Latin.
Menurut Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Amerika Latin merupakan negara yang terdampak paling parah. "Dana yang tersisa akan difokuskan ke kawasan tersebut untuk mengubah perekonomiannya menjadi lebih baik," kata Georgieva dikutip Reuters, Rabu (16/12).
Amerika Latin memiliki delapan persen populasi dunia. Dari jumlah populasi tersebut, sekitar 20 persen di antaranya terinfeksi Civid-19 dan 30 persen dari yang terinfeksi tersebut meninggal dunia. Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan pandemi akan berakhir.
Di 2021 mendatang, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi secara global akan tumbuh 5,2 persen. IMF juga memperkirakan ekonomi negara berkembang akan tumbuh enam persen. Sedangkan khusus Amerika Latin diharapkan tumbuh 3,6 persen.
Georgieva mengatakan negara-negara di kawasan ini dapat memastikan pertumbuhan yang lebih baik di masa depan. Caranya dengan berinvestasi dalam sumber daya manusia dan pendidikan, mengatasi ketidaksetaraan gender dan menciptakan lebih banyak peluang bagi kaum muda, wanita, dan pengusaha.
Untuk mengurangi ketidaksetaraan gender, pemerintah harus menciptakan kondisi yang memingkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan, termasuk melalui investasi di jalan pedesaan, memberlakukan persyaratan anti diskriminasi untuk sektor swasta, dan membuat perawatan anak lebih terjangkau, katanya.
Georgieva mengatakan pemilu AS dan komitmen kuat pemerintahan Biden yang akan datang untuk memerangi perubahan iklim, serta rencana untuk menginvestasikan 4 miliar dolar AS di Amerika Tengah, merupakan kabar baik bagi Amerika Latin, yang mengirimkan sekitar 45 persen ekspornya ke Amerika Serikat (AS).
"Rencana keseluruhan untuk meningkatkan ekonomi AS dan mendiversifikasi rantai pasokan global juga akan menguntungkan kawasan itu," tutup Georgieva.