EKBIS.CO, JAKARTA -- Merger tiga bank syariah anak usaha bank BUMN diharapkan menjadi awal untuk langkah-langkah strategis lainnya. Head of Shari'a, Al Yusr Islamic Banking, Oman Arab Bank, Muhammad Iman Sastra Mihajat menyampaikan potensi merger Bank Syariah Indonesia juga besar di kancah global.
Menurut Iman, Indonesia sangat berpotensi untuk mengejar Top 10 Bank Syariah dunia apabila pemerintah menaruh fokus penuh. Namun jika Indonesia ingin masuk ke dalam Top 10 Bank Syariah dunia, maka tidak bisa berhenti di merger ketiga bank Syariah.
"Perlu ada konversi salah satu bank konvensional BUMN menjadi bank syariah," katanya dalam diskusi Rabu Hijrah dengan Forum Silaturahmi Studi Ekonomi islam (FoSSEI) bertema “Karpet Merah” Bank Syariah Indonesia, beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, merger ketiga bank syariah milik Himbara juga sudah masuk ke radar global sehingga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. BSI harus punya strategi untuk bisa menarik bagi para investor asing.
Selain itu, milenial disebut akan menjadi kekuatan bagi Bank Syariah Indonesia yang akan beroperasi resmi mulai tahun 2021. Wakil Sekretaris Jenderal BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Arief Rosyid Hasan mengatakan peran milenial menyeluruh dari pelaku hingga pasar.
"Yang akan mendukung akselerasi kemajuan Bank Syariah Indonesia adalah kekuatan milenial baik di dalam maupun struktur tersebut," katanya.
Merger Bank Syariah sudah menjadi wacana sejak 2015. Melalui perjalanan panjang, Merger Bank Syariah akhirnya segera terwujud. Menurut Arief, ini merupakan langkah yang monumental dan bersejarah, bukan hanya bagi masa depan perbankan Syariah di Indonesia tapi juga di dunia.
BSI juga berpotensi mengembangkan bank digital atau Bank 5.0 yang dekat dengan karakter milenial. Pada akhirnya, bersatunya bank Syariah milik BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia diharapkan bisa selalu menjunjung semangat keberpihakan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat. Bukan hanya sekedar narasi namun dengan aksi.