EKBIS.CO, MUSKAT -- Oman dikabarkan akan menghapus subsidi listrik sekaligus air mulai tahun depan. Sebelumnya Oman tidak pernah mengubah biaya listrik untuk konsumen perumahan sejak 1987 silam.
Langkah tersebut ditempuh lantaran defisit anggaran Oman yang terus membengkak. Dilansir dari Bloomberg, Senin (21/12), subsidi listrik akan dihapus sepenuhnya pada Januari 2021 untuk konsumen non-perumahan besar, termasuk industri, pariwisata, komersial, dan entitas pemerintah.
Tarif penggunaan listrik akan dinaikkan secara bertahap untuk semua sampai subsidi sepenuhnya dicabut pada tahun 2025, dan sistem dukungan nasional akan diterapkan untuk membantu konsumen berpenghasilan rendah.
Oman yang kekurangan anggaran telah terpukul oleh pandemi virus corona serta harga minyak mentah yang lebih rendah, memaksanya untuk memotong pengeluaran.
Negara ini telah memulai berbagai langkah untuk mengurangi pengeluaran dan meningkatkan pendapatan termasuk rencana untuk mengenakan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 5 persen mulai tahun depan dan pajak pendapatan individu berpenghasilan tinggi mulai tahun 2022.
Negara ini juga berencana untuk memanfaatkan blok minyak terbesarnya dan memperluas pembebasan biaya visa ke lebih banyak negara dalam upaya untuk memacu pariwisata.
Oman selama ini mensubsidi listrik dan air untuk semua konsumen tanpa membedakan antara kaya dan miskin. Pabrik, pertanian, dan entitas pemerintah mendapat manfaat dari subsidi negara untuk utilitas, menurut kementerian.
Total subsidi listrik dan air sekitar 1,95 miliar dolar AS, menurut anggaran tahun 2020.
Untuk meredam pukulan bagi warga Oman yang lebih miskin, Kesultanan akan mengadopsi struktur tarif baru yang bertujuan membantu rumah tangga berpenghasilan rendah. Program tersebut berdasarkan sensus 2019 akan memperhitungkan pendapatan bulanan rumah tangga serta jumlah orang yang tinggal di satu tempat tinggal.
Misalnya, rumah tangga dengan sembilan orang yang memperoleh 1.250 real sebulan atau kurang akan memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi. Rumah tangga dengan penghasilan bulanan di atas yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan, menurut kementerian.
Adapun, diketahui tagihan subsidi listrik Oman telah melonjak 15 persen dari 2016 hingga 2020 dan saat ini berjumlah sekitar 750 juta real per tahun. Itu sekitar 5 persen dari anggaran dan sekitar 20 persen dari perkiraan defisit untuk tahun ini, kata kementerian. Jika tidak tersentuh, kementerian menuturkan subsidi listrik akan mencapai 900 juta pada tahun 2025.