Selasa 29 Dec 2020 12:15 WIB

Terobosan Erick dalam Perombakan Direksi BUMN Sepanjang 2020

Erick menunjuk sejumlah tenaga profesional yang sudah punya jam terbang tinggi.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan sejumlah perubahan dalam tubuh Kementerian BUMN maupun sejumlah BUMN selama 2020. Erick tak hanya merombak struktur organisasi di Kementerian BUMN, melainkan juga memangkas jumlah klaster dari 27 klaster BUMN menjadi 12 klaster BUMN serta melakukan percepatan pembentukan holding BUMN sesuai inti bisnis masing-masing perusahaan pelat merah.
Foto:

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra PG Talattov menilai langkah Erick merombak sejumlah direksi dan komisaris BUMN pada tahun ini atau di tengah pandemi merupakan hal yang tepat. Di masa normal, kata Abra, perombakan direksi merupakan rutinitas yang biasa dilakukan Kementerian BUMN untuk mengevaluasi kinerja para pimpinan.

Sementara di masa pandemi saat ini, Erick perlu menilai ulang kinerja direksi yang sudah melakukan langkah antisipatif dan terobosan untuk menjaga kinerja perusahaan. 

"Memang momentumnya pas untuk melihat kalau memang ada direksi yang tidak punya sense of crisis, kerjanya business as usual, dan tidak merasa dalam situasi krisis, ini yang berbahaya. Salah satu pertimbangan utama merombak direksi BUMN perlu dilihat dari sisi sensitivitas direksi melihat kondisi perusahaan saat ini," ujar Abra.

Abra menilai direksi dengan kemampuan yang peka terhadap kondisi krisis sangat dibutuhkan dalam membantu pemerintah memulihkan dampak pandemi. Abra menyebut pemerintah memiliki harapan besar terhadap BUMN untuk menjadi roda penggerak pemulihan ekonomi. Selain memiliki permodalan yang kuat, Abra menilai BUMN juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah melalui dana talangan hingga penyertaan modal negara (PMN).

"BUMN juga relatif punya daya tahan tinggi, mereka tetap memiliki kans mendapatkan proyek besar walau tengah resesi. Kalau BUMN tidak bisa dipacu untuk lebih bekerja keras, momentum buat pemulihan ekonomi tidak bisa didapat, itu yang berbahaya," ucap Abra. 

Di sisi lain, lanjut Abra, pemerintah juga mengandalkan pada kontribusi BUMN melalui penerimaan pajak lantaran sektor swasta yang sedang lesu akibat pandemi. 

"Sumber utama penerimaan negara yang diandalkan negara ya dari BUMN. Terlebih, realisasi penerimaan pajak sampai Oktober baru 69 persen, ini berat buat pemerintah. Target pemulihan ekonomi nasional sedikit banyak tergantung kinerja BUMN itu sendiri baik dari pajak atau dividen," kata Abra.

Erick sendiri telah menancapkan lima pilar utama dalam percepatan transformasi BUMN yang meliputi menciptakan nilai ekonomi dan nilai sosial bagi masyarakat; inovasi model bisnis; pemanfaatan teknologi; investasi; dan pengembangan SDM; menjadi landasan bagi Erick dalam membenahi BUMN. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement