Senin 04 Jan 2021 09:36 WIB

Tahun Lalu, Singapura Catat Rekor Resesi Akibat Pandemi

PDB Singapura menyusut 5,8 persen sepanjang 2020, lebih baik dari perkiraan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Negara dengan orientasi perdagangan, Singapura, mengalami resesi terburuknya pada 2020 karena pandemi Covid-19. Hanya saja, kontraksinya diperkirakan melambat pada kuartal keempat karena penurunan infeksi di masyarakat.
Foto: EPA-EFE/WALLACE WOON
Negara dengan orientasi perdagangan, Singapura, mengalami resesi terburuknya pada 2020 karena pandemi Covid-19. Hanya saja, kontraksinya diperkirakan melambat pada kuartal keempat karena penurunan infeksi di masyarakat.

EKBIS.CO,  SINGAPURA -- Negara dengan orientasi perdagangan, Singapura, mengalami resesi terburuknya pada 2020 karena pandemi Covid-19. Hanya saja, kontraksinya diperkirakan melambat pada kuartal keempat karena penurunan infeksi di masyarakat.

Seperti dilansir Reuters, Senin (4/1), produk domestik bruto (PDB) Singapura menyusut 5,8 persen sepanjang 2020, sedikit lebih baik dibandingkan perkiraan resmi, kontraksi 6,5 persen hingga enam persen. Sebelumnya, pemerintah memproyeksikan, ekonomi Singapura dapat tumbuh empat hingga enam persen tahun lalu.

Ini menjadi resesi terburuk di Singapura sejak kemerdekaan. Dilansir di South China Morning Post, Senin, 2020 merupakan pertama kalinya Singapura mengalami kontraksi setahun penuh sejak 2001, ketika pertumbuhan turun 1,1 persen setelah gelembung bisnis dot com pecah.

Kementerian Perdagangan dan Industri memperkirakan, kontraksi pada kuartal keempat mengalami perbaikan dengan menyusut 3,8 persen dibandingkan tahun lalu. Sedangkan, pada kuartal ketiga, kontraksinya mencapai level 5,6 persen. Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan penurunan 4,5 persen.

Para ekonom menilai, penurunan yang membaik pada kuartal keempat merupakan tanda pemulihan pada ekonomi. Namun, mereka memperingatkan, akselerasi pemulihan akan bergantung pada vaksinasi global dan bagaimana kinerja mitra dagang utama Singapura.

Singapura menjadi salah satu negara pertama di Asia yang mulai memvaksinasi penduduknya, yakni petugas kesehatan. Sementara itu, orang lanjut usia ditargetkan dapat mulai menerima suntikan pada bulan depan.

Ekonom dari Maybank Kim Eng, Lee Yu Je, mengatakan, aktivitas ekonomi pada kuartal keempat sebagian besar didorong sektor manufaktur akibat lonjakan permintaan terhadap semikonduktor dan farmasi.

Sektor konstruksi kini sedang memasuki masa pemulihan, meski tetap berada di bawah tingkat pra-pandemi. Selain itu, sektor jasa menghadapi pemulihan yang lambat dan tidak merata.

Kepala penelitian dan strategi perbendaharaan di Bank OCBC, Selena Ling, menjelaskan, sektor pariwisata, makanan dan minuman serta ritel yang terdampak signifikan oleh pandemi akan mendapatkan permintaan tambahan. Faktor utamanya, pelonggaran pembatasan aktivitas sejak 28 Desember yang sudah mulai mengizinkan pertemuan sosial hingga delapan orang.

"Kebijakan ini dapat membantu bisnis beberapa saat tanpa adanya pengunjung dari luar negeri," kata Ling.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement