Ia memproyeksikan, ekonomi Singapura pulih ke level empat hingga enam persen pada tahun ini. Tapi, beberapa bisnis kecil di Singapura masih harus berjuang untuk bertahan meskipun pemerintah membelanjakan 20 persen dari PDB untuk paket stimulus senilai 75,6 miliar dolar AS guna membantu bisnis dan warga.
"Kepercayaan bisnis dan konsumen tetap lebih rendah dibandingkan tingkat sebelum virus corona, sebagian karena pelemahan pasar tenaga kerja," katanya.
Sementara itu, Lee menunjukkan, Singapura diperkirakan mengalami pemulihan berbentuk U (U-shaped) dibandingkan dengan pemulihan berbentuk V selama wabah Sars pada 2003. Proyeksi ini menggambarkan, ekonomi Singapura akan kembali ke level pra pandemi pada 2022.
Para ekonom menyebutkan, proses vaksinasi yang lambat dapat menghambat pemulihan Singapura. Hal ini sudah terlihat dari beberapa mitra dagang yang masih harus melakukan pembatasan aktivitas, berjuang menahan laju penyebaran virus.
Lee memberikan contoh situasi di Malaysia yang mengalami lockdown berkepanjangan hingga berdampak pada disrupsi perdagangan dan arus tenaga kerja. "Gelombang Covid-19 baru di Hong Kong, Australia, Inggris dan Korea Selatan juga menghalangi pembukaan kembali daerah perbatasan," tuturnya.