Apabila dilihat berdasarkan kategori, Setianto menambahkan, makanan, minuman dan tembakau menjadi kelompok dengan kontribusi terbesar ke inflasi tahunan 2020. Andilnya adalah 0,91 persen dengan tingkat inflasi 3,63 persen.
Selain itu, ada komponen kesehatan yang menyumbang 0,07 persen dengan inflasi 2,79 persen. Berada di urutan ketiga, komponen perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga. Sumbangannya adalah 0,07 persen dengan inflasi 0,35 persen.
Berdasarkan komponennya, Setianto menjelaskan, inflasi inti memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi tahun lalu. Besarannya adalah 1,60 persen dengan andil 1,05 persen. Tapi, komponen bergejolak mengalami inflasi tertinggi, yakni 3,62 persen, dengan sumbangan terhadap inflasi tahun lalu sebesar 0,59 persen.
Khusus untuk Desember saja, Indonesia mengalami inflasi 0,45 persen secara month to month (mtm) yang menjadi inflasi bulanan tertinggi sepanjang 1,5 tahun terakhir. Inflasi bulanan tertinggi sebelumnya terjadi pada Juni 2019, ketika berada di level 0,55 persen.
BPS menyebutkan, inflasi Desember terutama disebabkan kenaikan harga sejumlah bahan makanan. Sementara cabai merah memberikan sumbangan 0,12 persen, telur ayam ras berkontribusi 0,06 persen dan cabai rawit 0,05 persen.