Sementara itu, total belanja daerah pada tahun lalu diperkirakan mencapai Rp 1.088,7 triliun atau 100,94 persen dari pagu belanja daerah yang sudah ditetapkan dalam APBD hasil penyesuaian. Tingkat penyerapan ini lebih tinggi dibandingkan realisasi pada 2019 yang hanya 95,64 persen, atau terserap Rp 1.188 triliun dari pagu Rp 1.242 triliun.
Proyeksi kinerja belanja ini terutama memperhatikan pola belanja daerah yang belum berubah seperti tahun-tahun sebelumnya. Polanya, belanja daerah cenderung melonjak pada Desember yang mencapai 25,36 persen dari total belanja.
Sri memberikan catatan khusus pada dana pemda yang masih banyak mengendap di perbankan. Jumlahnya mencapai Rp 218,6 triliun per November 2020. "Sebuah angka yang luar biasa besar. Ini menunjukkan masih ada pemda yang belum bisa mengeksekusi belanja, terutama untuk penanganan Covid-19," ucapnya.
Meski demikian, jumlah tersebut turun Rp 28,8 triliun atau 11,6 persen lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya maupun dari November 2019 yang sebesar Rp 238,8 triliun.
Merujuk pada tren tahun-tahun sebelumnya, simpanan pemda akan mengalami penurunan hingga ke titik terendah pada Desember. Hal ini menunjukkan, pemda biasanya menarik sebagian besar simpanan di perbankan pada kuartal keempat untuk dipergunakan dalam bentuk realisasi belanja.