Selasa 12 Jan 2021 15:31 WIB

Syarat Agar Kedelai Lokal Bisa Dipakai Produksi Tahu Tempe

Perajin tahu lebih mengutamakan kedelai lokal, sementara untuk tempe kedelai impor.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Perajin tahu menyaring sari kedelai yang sudah digiling di sentra produksi Konperasi Tahu Tempe di Pejaten, Serang, Banten, Selasa (5/1/2021).
Foto:

Oleh karena itu, Aip menilai kedelai lokal sangat potensial untuk menggantikan kedelai impor. Asalkan pengelolaan dari proses tanam hingga pascapanen dibenahi.

Selain itu, setidaknya ada tiga syarat agar para pengrajin tempe dan tahu bisa beralih sepenuhnya kepada kedelai lokal. Hal pertama yang terpenting mengenai pasokan yang terus menerus tersedia secara berkelanjutan. Kedua, yakni soal kualitas kedelai dari segi rasa maupun tampilannya.

Adapun yang ketiga, harga yang harus mampu bersaing dengan kedelai impor. Sebagai gambaran, harga normal kedelai impor berkisar Rp 6.000 - Rp 7.000 per kg. 

"Kalau harga bisa segitu, akan bisa bersaing dengan kedelai impor. Tapi untuk saat ini, kalau ada kedelai lokal seharga Rp 8.000 per kg itu pun bisa karena harga impor sedang naik sampai Rp 9.000 per kg," kata Aip. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement