Namun demikian, dalam Pertemuan ke-23 Tingkat Menteri ASEAN-EU awal Desember tahun lalu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi kembali meminta Uni Eropa untuk memperlakukan produk kelapa sawit Indonesia dengan adil.
"Indonesia tidak mengorbankan kelestarian lingkungan hanya untuk mengejar pembangunan ekonomi," kata Retno, dikutip dari keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI, 1 Desember 2020.
Sebelumnya, Indonesia telah menyampaikan gugatan mengenai isu kelapa sawit kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), 9 Desember 2019--dan prosesnya masih berjalan hingga sekarang.
Sementara, dalam pernyataan pers awal tahun ini, Dubes Piket menyebut bahwa kenaikan angka ekspor minyak kelapa sawit di atas adalah "suatu bukti yang sangat jelas bahwa pintu EU masih terbuka bagi komoditas alam Indonesia dan juga minyak kelapa sawit."