Namun demikian, ada juga tantangan yang perlu dihadapi. Seperti kurangnya kompetisi karena BSI akan mendominasi pasar. Selain itu, langkah merger tidak serta merta menambah pangsa pasar, sehingga tidak menambah daya dorong bagi industri.
Ada juga kekhawatiran pada bisnis yang melambat karena konsolidasi dan Covid-19. Praktisi Bank Syariah Senior, Riawan Amin juga mengatakan merger bank syariah kali ini perlu menjawab tantangan dan misi pendirian bank syariah syariah skala besar yang sudah diusung sejak 2009 lalu.
"Tujuan utamanya jelas, agar dapat pangsa pasar yang signifikan," katanya.
Jebakan pangsa pasar lima persen adalah tantangan utama bagi BSI dan industri ke depan. Ia menilai Bank Syariah Indonesia juga harus menjadi bukti bahwa bank syariah adalah pilihan rasional dan inklusif. Artinya, pemilihan kemitraan dengan bank syariah berdasarkan kualitas dan efisiensi kinerja, bukan lagi karena dari sisi religius.
BSI juga dinilai perlu menyelesaikan permasalahan yang saat ini ada, seperti dengan Muhammadiyah. Menurutnya, organisasi Islam perlu jadi motor penggerak utama agar keberadaan BSI dirasakan oleh umat Islam.