Jumat 15 Jan 2021 18:59 WIB

Terdampak Pandemi, Hanya 4 Smelter yang Beroperasi Tahun Ini

Pemerintah menargetkan sebanyak 53 smelter rampung dalam kurun 2023-2024.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Smelter (Ilustrasi)

Dia hanya menegaskan batas waktu penyelesaian smelter masih sesuai dengan amanat Undang-Undang Minerba. "Di akhir 2023 semua smelter harus terbangun dan beroperasi," tegasnya.

Di tempat yang sama, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak menambahkan, terdapat 23 proyek smelter yang mengajukan revisi rencana kerja. Dia tidak merinci perusahaan apa saja yang menyampaikan perubahan tersebut.

Yunus hanya menyebut smelter bauksit, nikel dan tembaga. "Hampir semua terkena dampak Covid-19 sebanyak 23 smelter," ujarnya.

Yunus mengungkapkan 4 smelter yang beroperasi pada tahun ini mayoritas menggarap nikel. Smelter yang dimaksud yakni PT Antam Tbk di Tanjung Buli, Halmahera Timur.

Kemudian PT Cahaya Modern Metal Industri di Cikande, Serang dan PT SNI di Cilegon, Banten. Sementara satu smelter lagi menggarap timbal yakni PT Kapuas Prima Coal di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. "Jadi ada 4 smelter yang beroperasi di 2021," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement