Dia hanya menegaskan batas waktu penyelesaian smelter masih sesuai dengan amanat Undang-Undang Minerba. "Di akhir 2023 semua smelter harus terbangun dan beroperasi," tegasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak menambahkan, terdapat 23 proyek smelter yang mengajukan revisi rencana kerja. Dia tidak merinci perusahaan apa saja yang menyampaikan perubahan tersebut.
Yunus hanya menyebut smelter bauksit, nikel dan tembaga. "Hampir semua terkena dampak Covid-19 sebanyak 23 smelter," ujarnya.
Yunus mengungkapkan 4 smelter yang beroperasi pada tahun ini mayoritas menggarap nikel. Smelter yang dimaksud yakni PT Antam Tbk di Tanjung Buli, Halmahera Timur.
Kemudian PT Cahaya Modern Metal Industri di Cikande, Serang dan PT SNI di Cilegon, Banten. Sementara satu smelter lagi menggarap timbal yakni PT Kapuas Prima Coal di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. "Jadi ada 4 smelter yang beroperasi di 2021," ujarnya.