Senin 18 Jan 2021 06:35 WIB

IATA: Maskapai Dunia Butuh Stimulus Tambahan Rp 980 Triliun

Sebelum pandemi, lebih dari 65 juta pekerjaan bergantung pada industri penerbangan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi penerbangan

Tidak semua maskapai mampu menahan kerugian tersebut. De Juniac mengatakan sekitar 35-40 maskapai penerbangan telah menghilang. Banyak dari mereka adalah operator penerbangan regional skala kecil, termasuk Flybe yang berbasis di Inggris yang menghilang di awal pandemi.

Perusahaan besar lainnya, seperti Thai Airways dan South African Airways, hanya bertahan berkat dana talangan dan program dukungan pemerintah yang besar.

De Juniac memperkirakan bahwa pada tahun ini kemungkinan besar akan terjadi lagi kebangkrutan tambahan. "Itulah sebabnya diperlukan lebih banyak dukungan pemerintah," ujarnya.

Sebelum pandemi, lebih dari 65 juta pekerjaan bergantung pada industri penerbangan. Bagi maskapai penerbangan yang masih terbang, vaksin virus corona dipandang penting untuk pemulihan dalam perjalanan udara internasional.

IATA sedang mengembangkan aplikasi baru yang diharapkan akan memudahkan penumpang untuk terbang. Aplikasi ini akan mengelola bukti pengujian Covid-19 dan vaksin dengan cara yang memuaskan pemerintah dan maskapai penerbangan di seluruh dunia. Ia berharap dapat meluncurkan aplikasinya secepat akhir Maret 2021.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement