Rabu 20 Jan 2021 14:40 WIB

CIPS: Fluktuasi Harga Pangan Sudah Harus Diwaspadai

Kenaikan harga di beberapa komoditas pangan dipicu oleh peningkatan jumlah permintaan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pasar Tradisional
Foto:

Namun, karena stok daging sapi menjelang perayaan Natal dan tahun baru dikatakan surplus sebanyak 131 ribu ton sampai akhir Desember, maka tidak terjadi kelangkaan yang menyebabkan harga melonjak.  Hampir serupa dengan daging sapi, harga telur masih cukup tinggi menjelang akhir Desember 2020, yakni Rp 40.528 per kg.

Salah satu hal yang disebut menyebabkan tingginya harga telur menurut Kementerian Pertanian (Kementan) dan Asosiasi Peternak Layer Nasional karena adanya lonjakan permintaan konsumsi telur sejak masa pandemi, hingga mencapai 4 kg per kapita.

"Tingginya permintaan ini, tidak dibarengi pasokan telur yang cukup sehingga berdampak pada masih tingginya harga telur di pasaran," ujarnya.

Penurunan suplai tersebut juga dipengaruhi oleh kebijakan Kementan untuk membantu peternak yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Dirjen PKH No.09246T/SE/PK/230./F/08/2020 tentang Pengurangan DOC FS Melalui Cutting HE Umur 18 Hari, Penyesuaian Setting HE dan Afkir Dini PS Tahun 2020.

Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga daging ayam yang anjlok. Selain itu, tidak dipungkiri proses produksi juga terpengaruh oleh cuaca buruk. Harga pakan ternak pun naik sehingga turut mempengaruhi harga produksi telur.

Lebih lanjut, harga beras mengalami peningkatan tipis dari angka Rp 12.500 per kg di bulan November menjadi Rp 12.587 per kg pada bulan Desember. Kenaikan sebesar 0,7 persen ini disebut BPS karena berkurangnya pasokan panen.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement