Kemudian dengan perdagangan dunia yang melemah maka ekspor Indonesia turut mengalami kontraksi, bahkan hingga minus 11,7 pada kuartal II-2020 sehingga menyebabkan ekonomi menyentuh minus 5,32 persen pada kuartal tersebut.
“Ini lah hal yang masih perlu terus kita pulihkan baik konsumsi, investasi, dan ekspor,” ujar Sri Mulyani.
Oleh sebab itu, ia menegaskan pemerintah akan menggunakan instrumen-instrumen kebijakan pendorong ekonomi secara tepat waktu, fleksibel, adaptif, transparan, dan akuntabel, sehingga menciptakan pemulihan yang cepat.
“Berbagai instrumen ini akan mampu menjadi pelengkap di dalam kita mendorong ekonomi dengan tetap meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian,” tegas Sri Mulyani.