EKBIS.CO, JAKARTA -- Merebaknya Covid 19 memporak-porandakan hampir seluruh sektor ekonomi dan bisnis, tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh belahan dunia. Banyak perusahaan terimbas akibat pandemi yang merebak luas sejak satu tahun belakangan terakhir, termasuk di dalamnya PT Rekayasa Industri (Rekind).
Perusahaan engineering, procurement, construction (EPC) milik negara ini, berupaya menjaga eksistensinya dengan baik. Kualitas dan ritme kerja tetap dipertahankan, termasuk di sejumlah proyek strategis nasional yang dikerjakan Rekind.
Dirut Rekind Alex Dharma Balen, mengatakan, saat ini ada toga proyek strategis nasional yang Rekind terlibat di dalamnya. Di antaranya, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Gas Processing Facility (GPF) Lapangan Unitasi Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) milik PT Pertamina (Persero), serta Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lombok 2 x 50 MW CFSPP milik PT PLN (Persero).
"Dalam situasi (pandemi) sekarang ini memang tidak mudah dan banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun demikian, kami tetap berupaya agar seluruh proyek yang dikerjakan melahirkan hasil maksimal dan terbaik," kata Alex di Jakarta, Jumat (22/1).
Rekind, lanjut Alex, terlahir dari semangat, kerja keras dan inovasi terbaik anak-anak bangsa. Rekind hadir guna mengurangi ketergantungan dominasi asing dalam pengerjaan proyek (EPC) di Tanah Air.
"Sejarah mencatat, apapun kondisi yang dihadapi Rekind tetap mampu menciptakan karya-karya terbaik bagi pengembangan pembangunan dan kemajuan bangsa," katanya.
Di penghujung 2020 Rekind yang tergabung dalam joint operation (JO) di proyek RDMP Balikpapan menyelesaikan pekerjaan Tie In untuk Fire Water Line sebanyak lima titik dari kurang lebih 150 Tie In yang merupakan scope pekerjaan OSBL.
"Tie In merupakan pekerjaan penyambungan rangkaian pipa baru yang diinstal dengan pipa existing (pipa lama). Pekerjaan ini harus selesai sesuai waktu yang ditentukan karena hal ini berhubungan erat dengan operasi existing plant," kata Alex.