Menurutnya, ekonomi syariah sebagai ekonomi iqtishodiyah ishlahiyah (ekonomi perbaikan) dan Islam sebagai dinul ishlah (agama perbaikan) harus bisa menjadi trigger (pemicu) bagi penguatan dan pemulihan ekonomi nasional.
Sebab, salah satu dampaknya yakni meningkatnya kemiskinan dan ketimpangan. Padahal, sebelum pandemi Covid-19 melanda, kegiatan ekonomi umat masih tertinggal dengan kesenjangan yang melebar.
"Untuk itu, tidak ada jalan lain, selain kita harus mampu melibatkan sebanyak-banyaknya lapisan umat terbawah untuk berpartisasi dalam kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi harus kita tumbuhkan dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada," ungkap Ma'ruf.
Dalam penetapan pengurus MES itu, Ma'ruf juga berharap MES melakukan refleksi terhadap capaian yang sudah, belum atau, yang ingin dituju. MES kata Ma'ruf harus terus membenahi diri serta menyusun strategi besar untuk “Mewujudkan Ekonomi dan Keuangan Syariah yang Berkontribusi Signifikan Dalam Ekosistem Perekonomian Nasional”, sesuai dengan Tema Munas MES ke-V.
Ia mengingatkan tujuan kita bernegara adalah untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Sedangkan peningkatan kesejahteraan diukur dari keberhasilan ekonomi suatu negara dalam menghasilkan nilai tambah yang tinggi.
"Untuk itu, diperlukan sistem ekonomi yang dapat melibatkan seluruh lapisan masyarakat (inclusion) serta tersedianya sebuah mekanisme agar masyarakat yang memiliki sumber daya berlebih dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan pembangunan," ungkapnya.