Senin 25 Jan 2021 15:04 WIB

Kementan Usul Kedelai Masuk Kelompok Bahan Pangan Strategis

Terdapat 11 pangan strategis menjadi fokus pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
 Kementerian Pertanian (Kementan) mengusulkan agar komoditas kedelai menjadi bagian dari kelompok bahan pangan strategis yang diprioritaskan.
Foto:

Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah, mengatakan, dimasukkannya kedelai sebagai kelompok bahan pangan strategis cukup baik. Sebab, pemerintah akan mempunyai perhatian lebih dalam pengembangan kedelai meski semua komoditas pangan peting untuk dijaga.

"Bagus-bagus saja. Walaupun kedelai tidak berpengaruh besar terhadap inflasi, tapi dia ada peran besar dalam konsumsi publik, tahu dan tempe," kata Said.

Adapun soal produksi, ia menilai berapapun target yang dibuat pemerintah harus disertai dengan perencanaan matang pascapanen. Di satu sisi perlu ada kebijakan harga agar harga kedelai impor dan jauh tidak terpaut jauh.

Ia mendukung jika pemerintah berkomitmen untuk menaikkan produksi kedelai. Namun, ketersediaan lahan hingga kelompok petani yang menanam harus dapat dengan jelas terdata agar hasil dari penanaman dapat dipertanggungjaabkan.

Said menyinggung soal program upaya khusus kedelai yang pernah diterapkan pemerintah periode sebelumnya. Ia mencontohkan seperti kasus di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, di mana petani kebingungan dalam menjual hasil panen setelah mengikuti program pemerintah.

"Itu kan penyakit klasik. Ada yang tujuan sama tapi caranya beda-beda, ada juga yang caranya sama, tujuan beda. Pemerintah kita seperti itu," katanya.

Said pun menekankan para pengrajin tahu dan tempe harus dikawal pemerintah agar mau menggunakan kedelai lokal. Seharusnya, kata Said, masalah kualitas tak menjadi masalah bagi pengrajin. "Tahu dan tempe sudah ada dari dulu, dan kita pakai kedelai lokal saat swasembada, tidak ada masalah tuh," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement