Hampir setiap sektor, kecuali pemerintah dan pasar perumahan, mengalami kontraksi tahun lalu. Belanja konsumen yang biasa menyumbang lebih dari dua pertiga ekonomi AS, jatuh 3,9 persen, menjadi kinerja terburuk sejak 1932.
Pada kuartal terakhir 2020, PDB Amerika tercatat tumbuh empat persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Penundaan pemberian stimulus pemerintah dan gelombang virus yang kembali menghambat aktivitas ekonomi menjadi faktor penyebabnya.
Prospek ekonomi bergantung pada distribusi vaksin Covid-19. Perekonomian diperkirakan aan kembali ke level sebelum pandemi pada kuartal kedua tahun ini.
Pada Rabu (27/1), Federal Reserve menetapkan suku bunga acuan mendekati nol persen. Bank sentral juga berjanji untuk terus memompa likuiditas ke dalam ekonomi melalui pembelian obligasi.
Dengan tingkat penyebaran virus yang masih tinggi, para ekonom memproyeksikan, ekonomi AS tumbuh melambat hingga di bawah level dua persen pada kuartal pertama. Laju pertumbuhannya akan membaik pada musim panas, ketika stimulus tambahan kembali diberikan dan lebih banyak orang Amerika mendapatkan vaksinasi.
Kepala ekonom AS Oxford Economics di New York, Gregory Daco menyebutkan, pihaknya memperkirakan, pertumbuhan belanja konsumen dapat memecahkan rekor pada tahun ini. "Ini seiring dengan stimulus Biden senilai 1,2 triliun dolar AS, difusi vaksin secara bertahap mencapai dua pertiga orang Amerika pada Juli dan percepatan pekerjaan musim semi ini," katanya.