Senin 01 Feb 2021 08:47 WIB

Sumber: Exxon-Chevron Pernah Bahas Merger Awal 2020

Penggabungan Exxon dan Chevron akan menghadapi rintangan yang signifikan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
ExxonMobil . Ilustrasi. ExxonMobil Corp pernah melakukan pembicaraan merger dengan Chevron Corp pada awal 2020 lalu.
Foto:

Exxon melaporkan hasil kuartal keempat pada 2 Februari. Chevron pekan lalu secara mengejutkan melaporkan kerugian kuartal keempat sebesar 11 juta dolar AS karena margin rendah pada bahan bakar, biaya akuisisi, dan efek mata uang asing menekan hasil pengeboran yang meningkat.

Gabungan raksasa

Sebuah gabungan Exxon-Chevron akan dikalahkan ukurannya hanya oleh Saudi Aramco, yang membanggakan nilai pasar sekitar 1,8 triliun dolar AS dan sebelumnya telah mendorong banyak pengebor AS ke jurang keuangan dengan membanjiri pasar dengan minyak.

Terlepas dari kekhawatiran antimonopoli yang tak terhindarkan, perusahaan dapat berargumen bahwa merger akan mewakili upaya terbaik Amerika Serikat dalam menghadapi konglomerat milik negara Saudi dan produsen-produsen minyak terbesar lainnya di dunia yang didukung negara, kata salah satu sumber.

Perang harga minyak Saudi-Rusia tahun lalu, misalnya, menyoroti kerentanan produsen AS terhadap pemerintah asing yang secara efektif dapat mendikte harga minyak mentah dengan memaksa perusahaan-perusahaan energi untuk kembali meningkatkan atau memangkas produksi.

Perusahaan-perusahaan minyak AS masing-masing bersaing satu sama lain dan menetapkan target produksi mereka sendiri yang bervariasi, dengan kemampuan terbatas Washington untuk campur tangan.

Exxon dan Chevron, dengan neraca mereka yang kuat, bertahan dari gejolak di pasar energi menyusul pandemi yang memaksa beberapa produsen minyak dan gas independen yang lebih kecil untuk mengajukan perlindungan kebangkrutan.

Namun mereka juga merasakan sakitnya. Permintaan minyak menguap pada awal 2020 karena pemerintah memberlakukan pembatasan perjalanan dan perintah tinggal di rumah untuk memperlambat penyebaran pandemi Covid-19.

Pada satu titik pada April, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berubah negatif untuk pertama kalinya, menandakan penjual perlu membayar pembeli untuk mengambil komoditas dari tangan mereka. Harga-harga sejak itu melonjak menjadi sekitar 52 dolar AS per barel.

Exxon dan Chevron sama-sama telah menghentikan pekerjaan selama setahun terakhir. Exxon akhir tahun lalu membiarkan dividennya datar setelah meningkatkan pembayaran kepada para pemegang saham setiap tahun sejak 1982.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement