EKBIS.CO, INDRAMAYU -- PT Pupuk Indonesia (Persero) mendorong distributor untuk meningkatkan stok pupuk nonsubsidi di kios-kios. Hal itu untuk mengantisipasi tingginya permintaan pupuk dari petani pada musim tanam awal tahun ini.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, mengatakan, telah memerintahkan untuk menambah stok pupuk nonsubsidi di kios-kios, terutama di daerah yang serapan kebutuhan pupuknya sangat tinggi. Penambahan itu juga untuk mengakomodasi kebutuhan petani yang tidak terdaftar dalam e-RDKK.
Karena permintaan jauh lebih tinggi dibandingkan alokasi dan adanya mekanisme yang mungkin belum bisa diikuti sejumlah petani, Pupuk Indonesia melihat ada keterbatasan dalam hal pemenuhan pupuk subsidi. "Kami berharap, melalui pengenalan pupuk nonsubsidi itu, petani tetap bisa memenuhi kebutuhannya," ujar Gusrizal, saat mengunjungi kios pupuk di Kecamatan Sliyeg dan Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (1/2).
Berdasarkan data Survey Pertanian Antar Sensus BPS, disebutkan bahwa masih ada 5,6 juta petani yang belum tergabung dalam kelompok tani dan tidak terdaftar dalam e-RDKK. Sedangkan menurut Permentan Nomor 49 Tahun 2020, pupuk bersubsidi hanya diperuntukkan bagi petani yang telah tergabung dalam kelompok tani, mendaftar dalam e-RDKK di daerah tertentu, dan memiliki Kartu Tani.
Dosis yang bisa ditebus oleh petani pun telah ditentukan oleh alokasi dan rekomendasi dinas pertanian setempat.
"Sesuai Permentan Nomor 49, kami hanya bisa melayani mereka yang terdaftar dan mengikuti mekanisme yang berlaku," kata Gusrizal.
Saat ini, stok nasional pupuk nonsubsidi di lini III atau di gudang kabupaten mencapai 184.594 ton. Dari jumlah tersebut, terbanyak berada di daerah yang memang kebutuhannya sangat tinggi, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
"Kami berupaya agar sebaran ketersediaan pupuk non subsidi ini bisa merata," ujar Gusrizal.
Secara keseluruhan, stok pupuk nonsubsidi Pupuk Indonesia Grup di lini I atau gudang produsen, masih sangat memadai. Karena itu, Pupuk Indonesia hanya tinggal mendorong distribusi agar bisa segera sampai ke level kabupaten dan kios-kios.
"Harus diakui, pupuk nonsubsidi harganya memang lebih tinggi. Namun, petani bisa mempunyai pilihan yang lebih beragam untuk jenis tanaman dan kondisi lahannya," ungkap Gusrizal.
Hal itu, lanjut Gusrizal, berbeda dengan pupuk subsidi yang komposisinya seragam. Meski secara kualitas sama, tapi komposisi dan formulanya, terutama untuk jenis NPK, terdiri dari banyak pilihan. Karenanya, bisa lebih sesuai dengan kebutuhan tanaman dan produktivitas bisa lebih meningkat.
Untuk itu, Pupuk Indonesia Grup juga gencar memperkenalkan produk-produk pupuk nonsubsidi kepada petani melalui berbagai program. Mulai dari One Day Promo, program Agro Solution dan program Customer Centric.