Secara keseluruhan, stok pupuk non subsidi Pupuk Indonesia Grup di lini I, atau Gudang produsen masih sangat memadai sehingga tinggal mendorong distribusi agar bisa segera sampai ke level kabupaten dan kios-kios, tambahnya. Gusrizal menegaskan pemenuhan kebutuhan pupuk ke sektor tanaman pangan menjadi prioritas perusahaan saat ini.
"Harus diakui bahwa pupuk non subsidi harganya memang lebih tinggi, namun petani bisa mempunyai pilihan yang lebih beragam untuk jenis tanaman dan kondisi lahannya," ucap Gusrizal.
Hal ini tentunya berbeda dengan pupuk subsidi yang komposisinya seragam. Gusrizal menjelaskan secara kualitas sama, tapi komposisi dan formulanya, terutama untuk jenis NPK, terdiri atas banyak pilihan sehingga bisa lebih sesuai dengan kebutuhan tanaman dan produktivitas bisa lebih meningkat.
Oleh karena itu, Pupuk Indonesia Grup juga gencar memperkenalkan produk-produk non subsidi ini kepada petani melalui berbagai program, mulai dari One Day Promo, program Agro Solution dan juga program Customer Centric.
Sesuai dengan Permentan No. 49 tahun 2020, kata Gusrizal, pupuk bersubsidi hanya diperuntukkan bagi petani yang telah tergabung dalam kelompok tani, mendaftar dalam e-RDKK dan, di daerah tertentu, memiliki Kartu Tani. Dosis yang bisa ditebus petani pun telah ditentukan oleh alokasi dan rekomendasi Dinas Pertanian.
Sebagai salah satu upaya mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi, sambung dia, Pupuk Indonesia telah memperkenalkan program Agro Solution di sejumlah daerah, seperti Jember, Banyuwangi, Lombok, Gorontalo, Bangka Belitung dan lain sebagainya.
"Program pendampingan petani ini bertujuan meningkatkan daya beli dan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas pertanian dengan mengandalkan produk nonsubsidi," kata Gusrizal menambahkan.