Menurutnya fasilitas itu bisa langsung memproduksi beras premium. Namun, Buwas menegaskan akan menjualnya dengan harga setara beras medium. Sebagaimana diketahui, harga eceran tertinggi (HET) beras medium sebesar Rp 9.450 per kg-Rp 10.250 per kg. Adapun HET beras premium sebesar Rp 12.800 per kg-Rp 13.600 per kg.
"Kalau nanti sudah terbangun pasti Bulog bisa produksi beras sendiri berkualitas premium tapi harga medium karena biaya produksinya sebenarnya sama," ujarnya.
Dana yang digunakan dalam pembangunan 13 MRMP itu bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PNM) dari negara kepada Bulog sebesar Rp 2 triliun. PNM tersebut sudah diberikan sejak tahun 2016 dan ditarget selesai digunakan tahun 2018. Namun, berdasarkan hasil evaluasi, PNM harus digunakan sesuai dengan kebutuhan yang bisa meningkatkan daya saing Bulog dalam industri perberasan.
Di sisi lain, ekspansi Bulog untuk bisa menghasilkan produksi beras premium sejalan dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan porsi beras komersial. Sebagaimana diketahui, saat ini mayoritas stok beras Bulog didominasi oleh cadangan beras pemerintah (CBP) yang penggunaannya harus seizin pemerintah.
"Kita ingin memperbesar porsi beras komersial kita yang tidak diatur oleh pemerintah. Tahun 2021 kita memperkuat bidang komersial," katanya.