EKBIS.CO, JAKARTA -- Lapangan usaha sektor transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi terdalam sepanjang kuartal IV 2020. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, sektor itu mengalami pertumbuhan minus 13,42 persen.
Angka tersebut merupakan kontraksi terbesar dari 17 lapangan usaha yang dicatat oleh BPS. Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan, itu terutama disebabkan oleh masih terbatasnya pergerakan atau mobilitas masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Ini sektor yang terpukul cukup dalam," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2).
Mengutip data BPS, kontraksi 13,42 persen angka itu mengalami perbaikan dari kuartal sebelumnya. Pada kuartal II 2020, transportasi dan pergudangan terkontraksi hingga 30,8 persen. Kemudian pada kuartal III 2020 kontraksi membaik menjadi 16,71 persen.
Lebih detail, tekanan paling tinggi di alami oleh angkutan udara, yakni minus 53,8 persen. Diikuti angkutan rel 45,56 persen, serta angkutan sungai danai dan penyeberangan 12,28 persen.
Kontraksi pada transportasi dan pergudangan sejalan dengan kondisi yang dialami oleh sektor lapangan usaha akomodasi dan makan minum. Pada kuartal IV lalu, pertumbuhan sektor ini tercata anjlok hingga 8,88 persen.
"Ini karena belum pulihnya kunjungan wisatawan yang menyebabkan tingkat kunjungan ke hotel dan restoran masih rendah," kata dia.
Selain itu, kebijakan pemerintah yang memperketat masa liburan akhir tahun dalam melakukan perjalanan antar wilayah turut berpengaruh.