Sri menambahkan, BUMN memiliki peran penting sebagai katalis dalam mendorong aktivitas perekonomian nasional sekaligus menjadi agen pembangunan. Khususnya untuk proyek yang kerap dinilai kurang menarik secara investasi swasta, namun memiliki dampak ekonomi dan sosial yang tinggi.
Sri menilai, investasi dari pemerintah terhadap pekerjaan BUMN terbilang merata di Indonesia. Total jumlah proyeknya mencapai 112 proyek dengan nilai Rp 833,9 triliun yang memiliki tingkat leverage hampir sembilan kali lipat. "Leveragenya 8,97 kali dengan pembangunan dari proyek jalan, pengelolaan air hingga transportasi," ujarnya.
Dalam APBN tahun ini, Sri memberikan PMN senilai 42,38 triliun kepada sembilan BUMN dan lembaga. Suntikan ini ditujukan untuk mendukung pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana transportasi, pemukiman dan ketahanan energi. Selain itu, untuk mendukung kemandirian alutsista dan meningkatkan daya saing investasi.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah juga memberikan PMN non tunai atau aset. BUMN yang dituju tahun ini adalah PT PLN dan PT Pertamina. Proses penyerahan aset kepada dua perusahaan pelat merah ini tnggal menyelesaikan proses outstanding aset dengan nilai total Rp 5,1 triliun.
Untuk PLN, pemberian PMN ditujukan dalam bentuk instalasi pembangkit listrik, gardu induk, dan jaringan transmisi dari Kementerian ESDM. Sementara, untuk Pertamina, Kementerian Perhubungan memberikan instalasi refueling apron di Bandara Hasanuddin Makassar dan fuel hydrant facilities di Bandara Juanda Surabaya. "Aset yang telah dilakukan serah terima selanjutnya dioperasionalkan oleh BUMN," ujar Sri.