Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur EBTKE Luh Nyoman Puspa Dewi mengatakan sampai saat ini di Indonesia baru terdapat 113 perusahaan yang mendapat sertifikat global ISO 50001. Hal tersebut terdiri dari dua sertifikat diberikan ke bangunan atau gedung, 64 sertifikat ke perusahaan industri, dan 47 sertifikat ke perusahaan energi.
“Ini bertujuan mencapai penghematan energi dan penurunan gas rumah kaca. Kegiatan ini (sertfikasi ISO 50001) juga dapat berdampak pada kinerja AP II, serperti cost efficiency," ujar Puspa.
Puspa menuturkan konservasi energi menjadi salah satu prioritas utama bagi banyak perusahaan energi dan perusahaan milik negara di Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan upaya pemerintah untuk mendorong perusahaan mengadopsi produktivitas lebih baik dengan emisi dan limbah lebih sedikit.
Sementara itu di, Manajer Proyek Nasional MTRE3 - UNDP Boyke Lakaseru mengatakan akan memberikan pendampingan dan dukungan teknis. Hal tersebut dilakukan agar Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dapat memperoleh sertifikat ISO 50001.
Boyke menuturkan terdapat tiga hal yang akan dilakukan dalam merumuskan Sistem Manajemen Energi untuk meraih sertifikat ISO 50001. "Pertama adalah menentukan kerangka kerja detil dan kerangka waktu," ujar Boyke.
Selanjutnya yang kedua yaitu pemetaan profil perusahaan terkait energi. Lalu yang ketiga antara lain laporan pemetaan Final Energy Management System dan Sertifikasi ISO 50001 oleh TUV SUD pada tahun pertama.