EKBIS.CO, JAKARTA -- PT PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat cadangan listrik di sistem kelistrikan Jateng dan DIY pada 2020 melebihi konsumsi saat beban puncak.
Manager Revenue Assurance dan Mekanisme Niaga PLN UID Jateng dan DIY M. Khamzah mengatakan dari total pembangkit di sistem tersebut sebesar 9.039,72 megawatt (MW), beban puncaknya sebesar 4.473 MW. Sehingga cadangan atau reserve margin-nya mencapai 4.566,72 MW.
"Untuk beban puncak kita punya kebetulan pada malam hari itu 5.473 MW. Total pembangkit ada 9.000-an MW, berarti sebenarnya ada cadangan (4.566,72 MW)," kata Khamzah dalam diskusi virtual, Selasa (16/2).
Dengan banyaknya cadangan tersebut, Khamzah pun mendorong pertumbuhan industri baru dan juga existing di Jateng dan DIY sehingga bisa menyerap kelebihan pasokan listrik tersebut."Kami memasarkan pada bapak ibu barangkali yang listriknya kurang untuk industri bisa berkesempatan investasi di Jateng," ucap Khamzah.
Sementara secara nasional di tahun lalu, cadangan daya pembangkit terhadap beban puncak mencapai 120 persen dari target. Cadangan listrik tahun lalu ditargetkan mencapai 25 persen. Sementara realisasinya mencapai 30,10 persen.
Secara teori, semakin besar capaiannya dari target maka semakin baik. Namun di tahun lalu kendati melampaui target, capaian tersebut tidak menggembirakan karena disebabkan oleh penurunan penyerapan listrik akibat pandemi covid-19, sementara pembangkit tetap menyala.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pernah mengatakan idealnya, kelebihan atau cadangan listrik berada di posisi 30 persen di atas konsumsi. Namun, dengan kondisi penyerapan listrik yang terpangkas menyusul pandemi covid-19 yang memaksa dilakukannya pembatasan mobilitas, cadangan setrum kini melebihi batas tersebut.
Bahkan ketika nantinya proyek 35 ribu MW beroperasi secara keseluruhan, Arifin memperkirakan akan ada kelebihan pasokan dan cadangan listrik mencapai 50 persen.
"(Potensi oversupply) cukup banyak, jadi potensinya 40-60 persen. Reserve margin kita bisa 50 persen dari yang ideal 30 persen. Jadi ada yang idle dari 70 gigawatt (GW) yang harus kita carikan solusinya," kata Arifin.