EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, menjadi sentra pangan dengan sektor perikanan sebagai komoditas utamanya.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti mengatakan, KKP melalui pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) melakukan sejumlah agenda untuk mewujudkan misi tersebut.
Hasilnya, ucap Artati, produksi perikanan tangkap sepanjang 2016-2019 mengalami peningkatan sebesar 35 persen. Pada 2016, produksi hasil tangkapan nelayan hanya sebesar 56.960 ton dan menjadi 76.847 ton pada 2019.
"Dimulai sejak 2017, kita harapkan melalui SKPT yang kita kawal ini bisa menjadi pengungkit ekonomi masyarakat Biak," ujar Artati dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (17/2).
Artati memastikan, pembangunan SKPT Biak tak hanya berupa sarana dan prasarana, melainkan termasuk pembangunan sumber daya manusia perikanan. Pembangunan sarana dan prasarana meliputi gudang beku terintegrasi (ICS) berkapasitas 200 ton, pangkalan pendaratan ikan di PPI Fandoi, pemberian 100 unit kapal berukuran 3GT beserta alat tangkapnya.
Juga penyediaan sarana rantai dingin berupa satu unit iceflake machine, 603 unit cool box, 388 unit chest freezer, dan satu unit kendaraan berpendingin roda enam. Serta pembangunan dermaga tambahan di PPI Fandoi untuk tambat kapal 3 GT, pasar ikan Fandoi di Distrik Biak Kota dan pasar ikan Bosnik di Distrik Biak Timur.
Kemudian dari sisi pembangunan SDM perikanan di antaranya mengedukasi nelayan dari menangkap ikan secara tradisional menuju modern dengan menggunakan kapal motor. Selain itu, melatih cara penangkapan dan penanganan ikan yang baik di atas kapal.
Juga meningkatkan kapasitas kelembagaan dari kelompok informal menjadi berbadan hukum (koperasi). Hingga kini, telah terdapat empat koperasi yang bergerak dalam bisnis perikanan.
"Tujuan dari pembangunan SDM ini untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi masyarakat nelayan," ungkap Artati.