Senin 22 Feb 2021 12:52 WIB

BI: Masih Banyak Ruang untuk Kredit Properti dan Otomotif

Kemampuan bank menyalurkan kredit ke dua sektor tersebut masih tinggi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan rumah bersubsidi di Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/2).  Bank Indonesia (BI) menyebut masih ada ruang untuk meningkatkan kredit properti dan otomotif dengan adanya kebijakan pelonggaran uang muka kredit.
Foto:

Peningkatan harga properti residensial juga meningkat seiring naiknya permintaan. Meski mayoritas masih didominasi oleh properti harga Rp 300 juta hingga Rp 750 juta sekitar 25 persen, dan properti harga Rp 1,5 miliar hingga Rp 4 miliar sekitar 22 persen.

Dari sisi perbankan, Juda menyebut kemampuan bank masih tinggi untuk salurkan kredit di dua sektor tersebut. Rasio kredit bermasalah atau NPL masih relatif terjaga. Seperti NPL kredit rumah tapak yang total 2,6 persen, kredit rusun total 2,5 persen. Hanya NPL kredit ruko yang tinggi sebesar 5,1 persen.

Begitu pula untuk NPL kredit kendaraan bermotor seperti sepeda motor yang sekitar tiga persen, dan kendaraan roda empat yang di bawah dua persen. Pertumbuhan kredit KKB sendiri masih terkontraksi dalam yakni 26 persen.

"Maka dengan pelonggaran uang muka jadi nol persen ini diharap bisa jadi pengungkit stimulus untuk pertumbuhan ekonomi," katanya.

Mengingat sektor properti dan otomotif punya multiplier effect bisa membangkitkan banyak sektor industri lainnya. Juda mengatakan kebijakan ini akan berlaku 1 Maret 2021-31 Desember 2021 dan akan dievaluasi di akhir kebijakan.

 

Berdasarkan kajian yang sudah dilakukan, kebijakan pelonggaran loan to value dan uang muka dapat meningkatkan kredit sekitar 0,5 persen. Juda mengatakan kebijakan ini bukan kewajiban untuk bank, dan dapat diterapkan sesuai manajemen risikonya masing-masing.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement