EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri menyatakan, mahalnya harga cabai sudah terjadi dalam tiga bulan terakhir. Ia menilai, dampak banjir terhadap mahalnya harga tidak terlalu signifikan. Namun, persoalan sudah terjadi dari sisi produksi.
"Dampak banjir iya ada, tapi kalau di pasar tidak terlalu banyak dampaknya. Ini sebetulnya persoalan lama," kata Mansuri kepada Republika.co.id, Senin (22/2).
Ia mengatakan, harga cabai khususnya jenis rawit sejak beberapa pekan terakhir cukup fluktuatif yakni berkisar Rp 80 ribu-Rp 100 ribu per kilogram (kg). Adanya fase liburan imlek beberapa waktu lalu juga cukup mengerek harga karena kenaikan permintaan.
Menurut Mansusi, pemerintah harus segera mencari solusi terhadap masalah harga cabai yang sudah berlangsung berbulan-bulan. Ia meminta pemerintah untuk lebih kuat dalam intervensi cabai di level hulu. Sebab, petani cabai diketahui sempat merugi lantara pada tahun lalu mengalami kejatuhan harga.
Kondisi itu membuat minat untuk menanam berkurang. Di tambah, musim penghujan saat ini yang membuat kegiatan penanaman terkendala.