EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pupuk Kaltim, anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), kembali memperkuat komitmennya menekan penumpukan sampah melalui program tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional 2021. Selama tiga tahun terakhir, PT Pupuk Kaltim melakukan berbagai upaya penanggulangan hingga pemanfaatan sampah agar bernilai ekonomis.
Lewat kerja samanya dengan Pemkot Bontang, Pupuk Kaltim menginisiasi TPSTBessai Berinta, sebagai wadah pemilahan untuk mengurangi volume sampah yang disalurkan ke TPA Bontang Lestari setiap hari. Inisiatif ini pun telah diperkuat dengan program blacksoldierfly (BSF), sebagai inovasi pengelolaan sampah sisa makanan. Rangkaian solusi ini menjawab kondisi produksi sampah di Kota Bontang yang mencapai 80-85 ton per hari di TPA Bontang Lestari.
Vice President CSR Pupuk Kaltim Anggono Wijaya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (24/2), mengatakan TPST merupakan pengembangan program Bank Sampah Bessai Berinta bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang, yang disinergikan mulai tahap perencanaan, implementasi, hingga monitoring dan evaluasi. Gagasan ini berjalan sejak 2018, dengan kesinambungan program hingga 2022 mendatang.
"Program ini memiliki tujuan utama sebagai tempat pengolahan sampah terpadu dan mampu menjadi wadah edukasi pengolahan sampah bagi masyarakat Bontang," katanya.
Adapun fokus pengembangan program TPST Bessai Berinta juga merupakan langkah Pupuk Kaltim dalam memberdayakan masyarakat, khususnya di lima kelurahan dan satu kecamatan di Bontang, yakni Kelurahan Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah, Gunung Elai, Api-api, dan Bontang Kuala, serta Kecamatan Bontang Utara secara umum. Pupuk Kaltim pun memberi dukungan dengan pengadaan sarana dan prasarana alat pemilah sampah di TPST Bessai Berinta senilai Rp 411 juta, untuk meningkatkan kerja sama dalam bentuk pemberdayaan masyarakat dan melibatkan kelompok swadaya masyarakat (KSM) sebagai pengelola serta pemilah sampah di Bontang.
"Ada dua jenis sampah yang diolah di TPST, yakni sampah organik untuk dijadikan kompos dan sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomi akan dipilih kembali untuk dijual," kata Anggono.