Adapun untuk ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa pasar utama pada Januari 2021 masih mengalami peningkatan. Antara lain ekspor nonmigas ke Thailand tercatat naik 14,7 persen (mtm) dan Australia tercatat naik 10,0 persen (mtm).
Khusus untuk peningkatan ekspor ke Thailand diakibatkan adanya peningkatan ekspor produk besi dan baja hingga empat kali lipat menjadi 12,8 miliar dolar AS pada Januari 2021 dibandingkan Desember 2020 sebesar 3,1 juta dolar AS. Selain itu, tembaga dan barang-barang terkait meningkat tiga kali lipat menjadi 28,3 juta dolar AS dibanding Desember 2020 sebesar 10,3 juta dolar AS.
Lebih lanjut, Lutfi menjelaskan, ekspor nonmigas Indonesia ke kawasan negara berkembang mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada Januari 2021, ekspor nonmigas ke kawasan Afrika Selatan mengalami peningkatan sebesar 138,5 persen secara tahunan (yoy), Eropa Timur sebesar 127,9 persen (yoy), dan Afrika Timur 57,7 persen (yoy).
“Kondisi pandemi yang mulai membaik di kawasan Afrika Selatan mendorong permintaan konsumsi di kawasan tersebut. Pemerintah Afrika Selatan sudah mengizinkan perjalanan normal dan mencabut larangan perjalanan di daerah perbatasan, khususnya Zimbabwe, Mozambik, dan Botswana," ujarnya.
Lutfi menambahkan, membaiknya kondisi permintaan juga dirasakan di kawasan Eropa Timur, seperti Republik Ceko, Estonia, Lithuania, dan Slovenia.
Adapun untuk kinerja impor tercatat sebesar 13,34 miliar dolar AS atau turun 7,59 persen dari bulan sebelumnya (mtm). Pelemahan kinerja impor Indonesia pada Januari 2021 terutama didorong penurunan impor nonmigas sebesar 9 persen.
Sementara itu, impor migas mengalami kenaikan sebesar 4,73 persen (mtm) akibat adanya lonjakan impor minyak mentah sebesar 73,90 persen.
“Ditinjau dari golongan penggunaan barang, penurunan impor Indonesia Januari ini terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Kontraksi impor terdalam terjadi pada impor barang modal yang turun 21,23 persen secara bulanan. Kemudian, diikuti penurunan impor barang konsumsi dan bahan baku/penolong sebesar 17 persen dan 2,62 persen,” kata Mendag.