Menurut Rahman, kincir air memiliki fungsi sebagai penyuplai oksigen perairan tambak dan membantu dalam proses pemupukan dan pencampuran karakteristik air tambak lapisan atas dan bawah.
Rahman menyebut pengoperasian kincir air juga membantu dalam membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dasar tambak sehingga menstabilkan kualitas air. Kata Rahman, Barata sebagai BUMN manufaktur berkomitmen dalam meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di semua proyek-proyek strategis nasional juga produk manufaktur yang dihasilkan.
"Inovasi teknologi kincir air ini merupakan kontribusi nyata Barata dalam peningkatan ekspor udang yang kualitasnya tidak kalah dari impor," kata Rahman.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Safri Burhanuddin mengapresiasi langkah inovasi produk kincir air tambak yang merupakan kolaborasi apik antara perguruan tinggi vokasi dengan industri.
"Sehingga ke depan kebutuhan sarana prasarana untuk peningkatan ekspor udang ini dapat di penuhi dari hasil inovasi dalam negeri dan menjadi produk kebanggaan nasional," kata Safri.
Berdasarkan program Kemenko Marves, kata Safri, rencananya kebutuhan kincir air hingga 2024 sebesar 1,5 juta unit. Hal ini dilakukan guna mendukung peningkatan budidaya udang lokal untuk ekspor hingga 250 persen.