Dia optimistis, apabila kinerja industri pengolahan susu di dalam negeri dapat tumbuh gemilang, akan membawa dampak positif terhadap kinerja sektor manufaktur khususnya industri makanan dan minuman, bahkan juga perekonomian nasional. Sebab, Indonesia berpotensi memiliki sumber daya alam yang berlimpah dan permintaan domestik yang terus meningkat.
“Walaupun terdampak pandemi Covid-19, PDB industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh sebesar 1,58 persen pada 2020. Angka itu di atas pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas yang terkontraksi 2,52 persen dan PDB nasional yang juga terkontraksi 2,07 persen,” tuturnya.
Hanya saja pada periode sama, industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 39,01 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas. Dengan begitu menjadikannya sebagai subsektor dengan kontribusi PDB terbesar.
Sepanjang 2020, ekspor industri makanan dan minuman menembus 31,1 miliar dolar AS, sehingga berkontribusi 23,7 persen terhadap ekspor industri pengolahan non-migas. Di sisi lain, industri makanan dan minuman mampu menarik investasi sebesar 29,4 miliar dolar AS pada 2020, dan secara keseluruhan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,1 juta orang.