Senin 15 Mar 2021 13:54 WIB

Era Kenaikan Suku Bunga Acuan Bank Sentral Segera Datang

Kenaikan suku bunga merupakan masalah bagi pasar negara berkembang.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Suku bunga bank (ilustrasi).
Foto:

Kenaikan suku bunga merupakan masalah bagi pasar negara berkembang karena lonjakan pinjaman terkait pandemi. Total utang seluruh dunia telah melesat 250 persen di seluruh dari produk domestik bruto gabungan negara-negara.

Pemerintah, perusahaan, dan rumah tangga secara global mengumpulkan 24 triliun dolar AS untuk mengimbangi dampak dari pandemi. Peningkatan terbesar terjadi di China, Turki, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab.

Kepala ekonom pasar berkembang Bloomberg, Ziad Daoud memperingatkan gelombang sedang berbalik untuk bank sentral pasar berkembang. "Waktunya tidak menguntungkan, sebagian besar pasar negara berkembang belum sepenuhnya pulih dari resesi pandemi," katanya.

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi dan Dana Moneter Internasional telah memperingatkan pemerintahan negara-negara untuk tidak menghapus stimulus terlalu cepat. Moody’s Investors Service mengatakan ini adalah dinamika yang akan terus ada.

Negara pertama yang mengubah arah kemungkinan besar adalah Brasil. Pembuat kebijakan diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis menjadi 2,5 persen saat mereka bertemu hari Rabu.

Bank sentral Turki, yang telah memulai kenaikan suku bunga untuk menopang lira dan menjinakkan inflasi, mengadakan rapat keesokan harinya, dengan pergerakan 100 basis poin. Pada hari Jumat, Rusia bisa memberi sinyal pengetatan akan segera terjadi.

Nigeria dan Argentina kemudian dapat menaikkan suku bunga mereka segera pada kuartal kedua, menurut Bloomberg Economics. Metrik pasar menunjukkan ekspektasi juga meningkat untuk pengetatan kebijakan di India, Korea Selatan, Malaysia dan Thailand.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement