Pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha mendukung capaian laba bersih Antam sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 1,15 triliun, tumbuh 493 persen jika dibandingkan capaian laba bersih pada periode 2019 sebesar Rp 193,85 miliar. Antam mencatatkan margin laba tahun berjalan pada tahun 2020 sebesar 4 persen, tumbuh signifikan 360bps dibandingkan tahun 2019.
Di segmen emas, penerimaan pasar domestik atas produk ini tercatat positif pada tahun 2020. Hal tersebut tercermin dari capaian penjualan bersih dalam negeri segmen emas dan pemurnian sebesar Rp 17,79 triliun, tumbuh 67 persen dibandingkan pendapatan penjualan domestik tahun 2019 sebesar Rp 10,66 triliun.
Melalui implementasi langkah-langkah strategis dalam produksi, penjualan serta pengelolaan biaya yang optimum, pada tahun 2020 segmen logam mulia dan pemurnian mencatatkan pertumbuhan profitabilitas dengan capaian laba usaha segmen sebesar Rp 1,45 triliun, tumbuh signifikan sebesar 199 persen dibandingkan capaian 2019 sebesar Rp 486,58 miliar.
Laba tahun berjalan segmen pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp1,41 triliun, tumbuh 170 persen dibandingkan periode tahun 2019 sebesar Rp 521,90 miliar. Selain itu penguatan harga rata-rata emas global sepanjang tahun 2020 sebesar 27 persen dibandingkan periode 2019 turut mendukung peningkatan profitabilitas segmen logam mulia dan pemurnian.
Sementara untuk komoditas bijih nikel, Antam mencatatkan volume penjualan bijih nikel sebesar 3,30 juta wmt yang sepenuhnya diserap oleh pelanggan di pasar domestik. Kontribusi pendapatan dari penjualan bijih nikel pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp 1,87 triliun atau 7 persen dari total penjualan bersih Perusahaan.
Penerimaan pasar domestik atas produk segmen nikel Antam tercatat positif pada tahun 2020. Nilai penjualan produk segmen nikel Antam di pasar dalam negeri pada tahun 2020 mencapai Rp 1,87 triliun atau tumbuh 93 persen dibanding tahun 2019.
Performa positif kinerja segmen nikel Antam pada tahun 2020 tercermin dari perolehan laba usaha segmen sebesar Rp 2,22 triliun dan laba tahun berjalan segmen nikel sebesar Rp 1,92 triliun.