EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian ESDM mentargetkan proyeksi produksi batu bara hingga 2040 mendatang mencapai 678 juta ton. Dari proyeksi produksi di tahun tersebut, jatah ekspornya diperkirakan mencapai 403 juta ton. Sedangkan untuk kebutuhan dalam negeri sekitar 275 juta ton dan kebutuhan untuk gasifikasi sekitar 32,6 juta ton.
"Yang pasti angka ini menggambarkan produksi kita masih cukup banyak dan penggunaan sebagian besar ke domestik akan lebih besar. Gasifikasi akan meningkat walaupun harus kita upayakan lebih besar dari tahun ke tahun," kata Ridwan dalam diskusi virtual, Jumat (19/3).
Ridwan menjelaskan dalam rentang waktu 2020 hingga 2040 yang dibuat pemerintah, proyeksi produksi batu bara paling besar akan terjadi pada 2030 sekitar 684 juta ton. Adapun proyeksi ekspornya 416 juta ton, jatah domestik 269 juta ton, dan gasifikasi 26,6 juta ton.
Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan produksi batu bara 550 juta ton, sama seperti tahun lalu. Meski begitu, realisasi produksi tahun lalu lebih tinggi 10 persen menjadi 564 juta ton.
Jika merujuk ke data proyeksi 2020-2040 yang dipaparkan Ridwan, ada perbedaan dengan angka target produksi tahun ini. Pada proyeksi selama 20 tahun ke depan itu, forecast produksi tahun ini 591 juta ton. Artinya, target produksi tahun ini bisa saja bertambah.
"Tahun ini kita antisipasi dinamika, jika diperlukan dan bawa manfaat negara, angka 550 juta ton ini bisa berubah. Tahun ini (jatah) untuk domestik target 137 juta ton yang sebagian besar untuk listrik PLN dan mitranya sehingga dinamika ini akan kita antisipasi juga," kata dia.