EKBIS.CO, JAKARTA-- Pemerintah menyatakan seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia telah mengalami masa-masa yang sangat sulit akibat pandemi Covid-19. Kebijakan counter-cyclical, baik dari sisi fiskal maupun moneter terus dilakukan agar dapat meminimalisasi dampak Covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Indonesia mengalami kontraksi minus 2,1 persen yang relatif kecil dibandingkan negara Asia lainnya, bahkan negara-negara G20 dalam hal kontraksi akibat Covid-19.
"Menurut saya, situasinya sekarang sudah membaik setelah tahun lalu kita menerapkan stimulus fiskal. Kami mampu meminimalisasi kerusakan ekonomi karena covid,” ujarnya saat Diskusi Panel Bloomberg Emerging + Frontier Forum 2021 First Series, Rabu (24/3).
Sri Mulyani menyebut pada tahun ini, pemerintah berupaya melakukan percepatan pemulihan ekonomi, dimulai pada kuartal ketiga tahun lalu dan beberapa sektor yang juga pulih dengan sangat cepat. Hal ini seiring dengan penanggulangan penyebaran pandemi Covid-19, khususnya program vaksinasi.
"Jadi, bagaimana kami akan menangani covid ini, mengelola, dan mengendalikan penyebaran covid setelah sempat meningkat. Namun sekarang, covid menurun dalam waktu dekat dan kami berharap dapat mempertahankannya dengan protokol disiplin kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak serta sering mencuci tangan dan dengan vaksinasi, maka kita akan dapat mengontrol Covid-19 sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi," ujarnya.
Pada tahun ini, OECD telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia antara empat persen sampai 4,9 persen. Hal tersebut seiring dengan proyeksi IMF juga sekitar 4,8 persen.
Proyeksi dari Pemerintah Indonesia antara 4,5 pe4sen sampai 5,3 persen, kontribusi signifikan dari sisi permintaan, pemulihan konsumsi dan ekspor. Selain itu, investasi mulai meningkat dan pemerintah akan membangun kembali kepercayaan konsumen.
"Maka dengan itu, kami sangat berharap percepatan pemulihan akan semakin cepat terutama pada kuartal kedua tahun ini dan akan terus berlanjut hingga kuartal terakhir 2021. Jika itu terjadi tentunya, kami harus melakukannya, menyesuaikan kebijakan artinya stimulus dan dukungan yang datang dari fiskal dan moneter tentu akan disesuaikan bergantung pada percepatan dan kekuatan pemulihan ekonomi, tetapi kami sangat berharap dan optimistis," ucapnya.