REPUBLIKA.CO.ID. -- PT Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (Crude Oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), Non BBM dan Petrokimia.
Seperti dijelaskan dalam laman resmi Pertamina, RU VI Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994. Kilang ini berlokasi di Indramayu (Jawa Barat) sekitar ±200 km arah timur Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma. Bahan baku yang diolah di Kilang RU VI Balongan adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Propinsi Riau.
Keberadaan RU VI Balongan sangat strategis bagi bisnis Pertamina maupun bagi kepentingan nasional. Sebagai Kilang yang relatif baru dan telah menerapkan teknologi terkini, Pertamina RU VI mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Dengan produk-produk unggulan seperti Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (Minyak Tanah), LPG, Propylene, Pertamina RU VI mempunyai kontribusi yang besar dalam menghasilkan pendapatan baik bagi PT Pertamina maupun bagi negara.
Selain itu RU VI Balongan mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan BBM ke DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia.
Sejalan dengan tuntutan bisnis ke depan, PT Pertamina Balongan terus mengembangkan potensi bisnis yang dimiliki melalui penerapan teknologi baru, pengembangan produk-produk unggulan baru, serta penerapan standar internasional dalam sistem manajemen mutu dengan tetap berbasis pada komitmen ramah lingkungan.
Baca juga : Terbakar, Produksi Kilang Minyak Balongan Terganggukah?
Pada Senin (29 Maret) dinihari Kilang Minyak Balongan meledak dan mengalami kebakaran hebat. Hingga berita ini diturunkan api masih terus membakar Kilang Minyak Balongan.
Pertamina sejak Februari lalu memulai pembangunan RDMP RU VI-Balongan Phase-1: CDU Light Distillate Section Upgrading Project yang ditandai dengan Ground Breaking Ceremony. Nanti Kilang RU VI akan dapat meningkatkan kapasitas produksi Light Distillate Section dari 125 MBSD menjadi 150 MBSD.
General Manager RU VI Balongan Hendri Agustian menjelaskan, dengan melakukan revamping unit CDU, maka akan meningkatkan fleksibilitas CDU untuk memproses minyak mentah campuran berat (Heavy Mix Crude) ataupun minyak mentah ringan (Lighter Crude Oil).
“Dengan meningkatkan kapasitas produksi minyak dan flexsibilitas kilang RU VI, maka akan meningkatkan tidak hanya margin untuk perusahaan, tapi juga meningkatkan ketahanan energi nasional," kata Hendri, Senin (22/2).
Pembangunan RDMP Phase 1 ini dikerjakan oleh Konsorsium RRE yang terdiri dari PT Rekayasa Industri, PT Rekayasa Engineering, dan PT Enviromate Technology International.
Baca juga : Warga Sekitar Kilang Balongan Mengungsi ke Pendopo Indramayu