Tak jauh berbeda dengan Dirjen Hortikultura, petani cabai asal Magelang-Jawa Tengah, Tunov dan Darno, mengapresiasi kerja keras dalam mengendalikan harga cabai yang telah dilakukan oleh pihak Kementerian Pertanian. Kedua petani itu juga tak menampik bahwa Ditjen Hortikultura telah berhasil memperbaiki kembali struktur distribusi namun tidak merugikan petani dan konsumen.
“Ini sangat kita apresiasi. Teman-teman dari Kementan sudah turun ke sini. Kami siap mendukung normalnya harga cabai. Apalagi ‘kan pihak Kementan membantu kita menanggung biaya transportasi, jadi petani sangat diuntungkan di sini. Pedagang grosir pun untung. Tentunya harga juga tidak akan memberatkan konsumen. Jadi untunglah semuanya,” terang Tunov.
Sebagai informasi, akhir 2020 lalu Ditjen Hortikultura mengadakan tiga unit truk berpendingin untuk tujuan membantu logistik angkutan produk hortikultura. Truk ini diperuntukkan bagi siapapun. Kelompok tani atau pedagang grosir dapat memanfaatkan fasilitas tersebut. Syaratnya hanya mengajukan permohonan ke Ditjen Hortikultura Kementan. Ke depannya armada ini akan terus ditambah dan disebar ke seluruh sentra-sentra hortikultura.
Umumnya proses penjemputan ini selama tiga hari. Terbukti dengan hadirnya truk berpendingin ini, mampu meringankan ongkos kirim dari petani ke grosir-grosir di ibu kota. Bahkan petani/grosir mendapat keringanan ongkir hingga Rp 2.500 per kilogram.