EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan pentingnya tetap menjaga optimisme untuk mendorong bergeraknya ekonomi dari berbagai sektor. Hal ini agar Indonesia bisa bangkit dari terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan berbagai upaya pemulihan ekonomi harus terus dilakukan secara berkelanjutan, khususnya langkah-langkah untuk meningkatkan konsumsi di masyarakat yang saat ini masih relatif lesu.
"Jadi isu sekarang itu harus ada optimisme, semuanya. Kalau semua takut, semua tinggal di rumah, tidak akan hidup ini. Tapi optimisme harus ada dengan protokol yang ketat. Tetap harus ada, supaya ada mobility dan memang harus terukur ya, jangan sampai menimbulkan transmisi virus dan sebagainya," ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (11/3).
"Kami dari awal tahun ini coba dorong. Kami mulai dari kredit motor, kredit mobil, kredit rumah, sekarang ini pariwisata, besok apalagi. Terus kami lakukan, tidak boleh jemu dan patah semangat karena once kita patah semangat, ini akan menjadi lama. Demand-nya akan lama, multipliernya akan lama," kata Wimboh.
Dia mengharapkan dengan pertambahan permintaan motor, mobil, dan rumah pada masyarakat, tenaga kerja yang terserap juga diharapkan lebih banyak dan juga berdampak ganda atau multiplier effect ke sektor lainnya.
"Jadi kalau itu tidak kita lakukan, meski suku bunga murah, meski penjaminan yang sudah didesain begitu banyak, meskipun ada pajak pembebasan PPN, ini tidak ada gunanya karena tidak menimbulkan multiplier effect," kata Wimboh.
Saat ini perekonomian domestik mulai menunjukkan sinyal pemulihan yang ditunjukkan dengan sejumlah indikator ekonomi. Tercatat pergerakan indeks harga perdagangan besar pada Maret 2021 naik menjadi 105,5 dan tingkat hunian hotel April 2020-Januari 2021 meningkat 22,7 poin.
Indeks keyakinan konsumen pada Februari 2021 mencapai 85,8 persen dan Indeks PMI Manufaktur berada zona ekspansi 53,2.