Menurutnya, vaksin merupakan salah satu produk Biofarmasi, yang sensitif terhadap perubahan suhu. Oleh karenanya, selain menerapkan 2D data matrix dalam kemasan primer, sekunder dan tersier untuk memastikan ketelusuran (identifikasi) dan keaslian produk (otentikasi) sejak proses produksi dengan menggunakan mesin yang terintegrasi (integrated packaging line).
Bio Farma pun, kata dia, menerapkan teknologi Internet of Things (IoT) dengan memasang sensor suhu dan GPS (global position system) pada kendaraan angkutan vaksin berpendingin sehingga suhu ruang penyimpanan vaksin dalam kendaraan dan posisi pergerakan kendaraan selama perjalanan dapat dipantau secara real time di command center yang ditempatkan di Holding BUMN Farmasi.
“Informasi yang ditampilkan di command center ini juga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak-pihak terkait sesuai dengan kewenangan guna menjamin kualitas dan keamanan vaksin, serta disebarkan sesuai alokasi secara cepat, efektif, dan efisien," papar Bambang.
Dengan mengikuti pameran ini, Bio Farma berharap dapat memperluas target pasarnya, Bio Farma membidik wilayah-wilayah: Asia, terutama Asia Tengah, Afrika dan Amerika Latin yang menitikberatkan kerjasama bilateral yang sebelumnya telah terjalin secara multilateral dengan UN agencies (UNICEF). Kami juga berharap Bio Farma dapat memperluas pangsa pasarnya ke negara - negara di benua Eropa, khususnya wilayah Eropa Timur, menitikberatkan kerjasama bilateral yg sebelumnya telah terjalin dengan UN agencies.