Rabu 05 May 2021 09:13 WIB

Pandemi, Hyatt Hotels Corp Catat Kerugian pada Kuartal I

Pendapatan total Hyatt turun 55,9 persen menjadi 438 juta dolar AS.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Pekerja memperbaiki salah satu ornamen pada gedung,  di Grand Hyatt, Jakarta, Senin (10/10). Operator hotel Amerika Serikat (AS) yakni Hyatt Hotels Corp (HN) melaporkan kerugian lebih besar pada kuartal pertama.
Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA
Pekerja memperbaiki salah satu ornamen pada gedung, di Grand Hyatt, Jakarta, Senin (10/10). Operator hotel Amerika Serikat (AS) yakni Hyatt Hotels Corp (HN) melaporkan kerugian lebih besar pada kuartal pertama.

EKBIS.CO,  NEW YORK -- Operator hotel Amerika Serikat (AS) yakni Hyatt Hotels Corp (HN) melaporkan kerugian lebih besar pada kuartal pertama. Penyebabnya, banyak orang memilih tetap tinggal di rumah karena pandemi Covid-19.

Meski begitu, perusahaan mengatakan permintaan bisnis mendapat momentum dalam periode tersebut. Walau dengan kecepatan lebih rendah dibandingkan permintaan waktu luang.

Baca Juga

Setelah pandemi mendorong industri perhotelan ke salah satu penurunan terburuk pada 2020, operator hotel diperkirakan akan bangkit kembali tahun ini. Hal itu didukung oleh kenaikan tingkat inokulasi dan permintaan yang terpendam.

"Perluasan distribusi vaksin dan pelonggaran pembatasan perjalanan di pasar tertentu memicu peningkatan kepercayaan dalam perjalanan di banyak pasar tempat kami beroperasi," kata Kepala Eksekutif Hyatt Hotels Corp Mark Hoplamazian, seperti dilansir Reuters pada Rabu (5/5). 

Ia mengatakan, pendapatan total turun 55,9 persen menjadi 438 juta dolar AS. Angka itu meleset dari perkiraan analis yang sebesar 468,9 juta dolar AS. 

Kerugian bersih yang dapat diatribusikan kepada Hyatt yakni sebesar 304 juta dolar AS atau 2,99 dolar AS per saham dalam tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret. Ini dibandingkan dengan kerugian sebesar 103 juta dolar AS atau 1,02 dolar AS per saham, setahun sebelumnya.

Maka Hyatt kehilangan sebesar 3,57 dolar AS per saham. Hanya saja hitungan tersebut tidak termasuk barang.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement