Senin 10 May 2021 13:48 WIB

Kuartal I 2021, KSEI Catat Investor Reksa Dana 3,5 Juta

Pandemi Covid-19 tidak membuat industri reksa dana limbung.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Investasi reksadana
Foto:

CEO Bibit Sigit Kouwagam menambahkan popularitas tersebut tercapai berkat kejelian dalam menetapkan target market, pemilihan bisnis model dan timing terjun ke bisnis ini. 

“Kami membidik investor pemula, para anak milenial yang terbiasa dengan penggunaan teknologi digital dan memiliki keinginan memiliki investasi. Kami ingin para pemula ini bisa berinvestasi secara benar,” ucapnya. 

Menurutnya berinvestasi secara benar itu maksudnya investor dapat mencapai hasil investasi yang optimal, namun tetap memperhitungkan risiko. 

“Kami berupaya membiasakan investor untuk menyeimbangkan antara target return dan risk tolerance serta konsisten melakukan diversifikasi aset. Kami percaya, investasi yang baik itu adalah investasi untuk jangka panjang dan dilakukan secara konsisten,” kata Sigit. 

Karena menyasar para investor pemula, Bibit menciptakan daya tarik dengan memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi dalam nominal sangat kecil. Bahkan, dengan duit Rp 10.000, pengguna bisa membeli reksadana pada Bibit. 

“Jadi, investasi reksadana itu tidak mahal. PAda platform Bibit, siapapun bisa membeli dan berhak mendapatkan return yang sama serta pelayanan yang sama. Kami ingin mendemokratiskan pasar modal dan menjadikan investasi sebagai sesuatu yang inklusif,”’ katanya.    

Adapun timing, Bibit merasa masuk ke bisnis reksadana online ini di saat yang tepat. Pemicu utamanya adalah langkah regulator yang mengizinkan electronic know your customer (e-KYC) untuk proses registrasi nasabah. 

“Dampaknya sangat signifikan karena memberikan kemudahan luar biasa dalam akuisisi nasabah,” kata Sigit.  

Sebelumnya KYC dilakukan secara tatap muka, datang ke konter bank. Adapun minimal bank yang memiliki kantor cabang untuk nasabah prioritas. 

Untuk menjadi nasabah prioritas, ada minimum simpanan yang mesti dimiliki. Sudah begitu, priority banking hanya ada kota kota besar. Jadi kalau mau invest, harus punya duit banyak dan mesti datang ke kota besar.  

“Begitu regulator mengizinkan e-kyc, dalam enam bulan, kita sudah mengcover 450 kota dari total 520 kota di Indonesia. Daya jangkau kita menjadi luar biasa dan mampu mendorong banyak investor pemula serta bermodal terbatas untuk membuka akun di Bibit,” lanjut Sigit.

Head of Research Infovesta Wawan Hendrayana mengungkapkan teknologi agen penjual reksa dana online sangat membantu investor dalam berinvestasi, khususnya investor pemula. 

"Dengan teknologi dan juga permodalan yang kuat melalui fintech, investasi reksa dana menjadi mudah dan murah, pertumbuhan investor reksadana yang luar biasa terutama kalangan milenial dan gen z menjadi fondasi kuat untuk industri reksadana makin dikenal dan terus tumbuh kedepannya," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement