EKBIS.CO, SOLO -- Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo bersama pemangku kepentingan menyelenggarakan Silaturahmi & Dialog Stakeholder Ekonomi dan Keuangan Syariah bertema 'Bersinergi Membangun Ekosistem Ekonomi dan Keuangan Syariah' pada Senin (10/5). Tema tersebut dinilai tepat untuk mendorong sinergi stakeholder menjadikan ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Sehingga dapat berkontribusi lebih aktif dalam pemulihan ekonomi nasional.
Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, mengatakan, di Solo Raya terdapat berbagai stakeholder ekonomi dan keuangan syariah. Di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kementerian Agama, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Forum Zakat (FoZ), Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren), Dewan Masjid Kota Solo, akademisi dan lain-lain.
Nugroho menilai, para pemangku kepentingan ekonomi dan keuangan syariah di Solo telah menjalankan perannya masing-masing. Namun untuk meningkatkan peran dan kontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional di daerah, diperlukan sinergi berbagai pihak, baik pemerintah daerah, otoritas terkait, praktisi, akademisi maupun masyarakat secara luas.
"Harapan ke depan, dengan adanya silaturahmi stakeholder ekonomi dan keuangan syariah dapat mempererat sinergi, periode pemulihan serta akelerasi pada tahap selanjutnya akan berjalan semakin efisien dan efektif," kata Nugroho seperti tertulis dalam siaran pers, Senin (10/5).
Nugroho menyatakan, dalam pertemuan tersebut telah disepakati untuk berikutnya akan diadakan forum silaturahmi secara berkala. Agenda forum selanjutnya untuk mengidentifikasi kegiatan yang dibutuhkan untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dan menetapkan tindaklanjutnya sebagai program di 2021. "Beberapa program yang pernah dilaksanakan akan dihidupkan kembali terutama terkait literasi ekonomi dan keuangan syariah dan kegiatan yang memotivasi pelaku usaha ekonomi dan keuangan syariah," imbuhnya.
Nugroho menjelaskan, Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia memiliki potensi tinggi untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dan membuka peluang besar menjadi menjadi pemain utama di Industri Halal Global. Upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah telah berlangsung sejak lama, tetapi pertumbuhannya belum secepat yang diharapkan.